Ratusan Dosen CPNS Mundur Beban Kerja Tinggi dan Gaji Jadi Sorotan

Gelombang pengunduran diri mengejutkan mengguncang dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Lebih dari seratus dosen berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dilaporkan mengajukan pengunduran diri dalam beberapa waktu terakhir. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kesejahteraan dan motivasi para tenaga pendidik muda di perguruan tinggi.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa beban kerja yang tinggi menjadi salah satu faktor utama pemicu pengunduran diri massal ini. Para dosen CPNS seringkali dihadapkan pada tumpukan tugas yang melampaui kewajiban mengajar, termasuk penelitian, pengabdian kepada masyarakat, tugas administrasi, hingga target publikasi ilmiah yang ketat. Kondisi ini diperparah dengan rasio dosen dan mahasiswa yang tidak ideal di beberapa perguruan tinggi, yang semakin membebani pundak para dosen muda.

Selain beban kerja, isu mengenai gaji dan tunjangan juga menjadi sorotan. Meskipun berstatus CPNS, penghasilan yang diterima dinilai tidak sebanding dengan tanggung jawab dan jam kerja yang diemban. Ketidakpastian mengenai status kepegawaian dan jenjang karir di awal masa pengabdian juga turut menjadi pertimbangan bagi para dosen muda untuk mencari alternatif karir lain yang dianggap lebih menjanjikan.

"Pengunduran diri ratusan dosen CPNS ini bisa berdampak pada kualitas pendidikan tinggi kita ke depan. Pemerintah dan pihak terkait perlu segera mencari solusi untuk mengatasi masalah beban kerja dan kesejahteraan dosen, terutama mereka yang baru memulai karir."

Fenomena ini juga memicu diskusi di kalangan akademisi dan masyarakat mengenai daya tarik profesi dosen bagi generasi muda. Jika kondisi kerja tidak menarik, bukan tidak mungkin akan semakin sulit untuk menarik talenta-talenta terbaik untuk menjadi pengajar dan peneliti di perguruan tinggi. Diharapkan ada langkah konkret dan kebijakan yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup para dosen di Indonesia.